Lebih dekat aQ pd angin,Lama,,,lalu terberai oleh pecahan2 rindu
sajak ini tak tenang memilih kata
Jangan kau gusar dengan warna sajak yang Qu bubuhkan
Hingga kau temukan separuh bulan yg telungkup & kau kecup
menfosil dalam geletar ingatan,,,meramu wangi udara,,,menganyam senja,,,
merajam sunyi menjadi bunyi.
mendadak matahari tenggelam di wajah Qu
Sebongkah mesiu rindu meledak dipusat jantung Qu
menhamburkan kenangan silam dng warna ngilu.
![Post Icon](http://2.bp.blogspot.com/_sAefHxrmPGg/TWWpxLwU66I/AAAAAAAABi0/JGaAYoQKubg/s000/post_icon.png)
Mesiu Rindu
![Post Icon](http://2.bp.blogspot.com/_sAefHxrmPGg/TWWpxLwU66I/AAAAAAAABi0/JGaAYoQKubg/s000/post_icon.png)
Suwung
Sebuah malam menghardik Q dgn sepi,,,
Aq pun menghadirkan roti & secangkir kopi,
hingga kesepian itu pecah di perut Q.
Detikpun pudar dlm diam,menyimpan beribu gerak...
tapi tak ada yang menyembul dri gerumbul lembayung,
Kecuali sisa suwung yg tergesa disergap gaung.
![Post Icon](http://2.bp.blogspot.com/_sAefHxrmPGg/TWWpxLwU66I/AAAAAAAABi0/JGaAYoQKubg/s000/post_icon.png)
only 4 My prophet
Aq membacamu dri geografi yg lain,waktu yg lain...
Dri berbagai arkian & legenda
katanya,Engkau didekap malaikat,tatkala merenung tentang dunia yg tersisa.
Dri gurun yg tak lagi berpasir,jg para penyair yg hanya melantunkan gema.
kmudian tidurmu kerap terjaga...
sebab stiap hadir petaka,,,saat itu pula kaw lalui jalan nestapa
Gigimu yg tanggal menjadi tugu,tanda dri jalan juangmu
Selanjutnya adalah keringat,air mata & darah yg menyiram bumi
Menyiram hati agar tak jadi mati
Lima belas abad hijriyah,Darahmu mencipta sejarah.
Tentang sebuah masa berlangit cerah
Dari himalaya hingga perenia,Air matamu melukis petala
Sebuah wajah dunia dg jiwa yg menyala...
![Post Icon](http://2.bp.blogspot.com/_sAefHxrmPGg/TWWpxLwU66I/AAAAAAAABi0/JGaAYoQKubg/s000/post_icon.png)
Rujak Buah
Bahan :
- 1 buah bengkuang
- 1/4 buah (350 gram) pepaya mengkal
- 300 gram nanas
- 1 buah mangga muda
- 8 buah jambu air merah, dipotong 3 bagian
- 2 buah ketimun
- 3 buah kedondong
- 150 gram kacang tanah kulit goreng
- 2 buah cabai rawit merah
- 1 sendok teh terasi goreng
- 1/2 sendok teh garam
- 100 gram gula merah
- 2 sendok makan air asam jawa (dari 1 sendok teh asam jawa dan 3 sendok makan air)
- 150 gram nanas, dipotong-potong
- Ulek rata cabai rawit merah, terasi, garam, gula merah, dan air asam jawa. Masukkan kacang. Ulek rata. Tambahkan nanas. Ulek jangan terlalu hancur.
- Sajikan buah dengan sambal dan pelengkapnya.
![Post Icon](http://2.bp.blogspot.com/_sAefHxrmPGg/TWWpxLwU66I/AAAAAAAABi0/JGaAYoQKubg/s000/post_icon.png)
Badai Pasti Berlalu
Dan aku yg mengemudi. Setelah beberapa puluh kilometer, tiba-tiba awan hitam
datang bersama angin kencang. Langit menjadi gelap. Kulihat beberapa kendaraan
mulai menepi & berhenti.
"Bagaimana Ayah? Kita berhenti?", aku bertanya.
"Teruslah mengemudi!", kata Ayah.
Aku tetap menjalankan mobilku.
Langit makin gelap, angin bertiup makin kencang. Hujanpun turun.
Beberapa pohon bertumbangan, bahkan ada yg diterbangkan angin. Suasana sangat
menakutkan.Kulihat kendaraan² besar juga mulai menepi & berhenti.
"Ayah...?"
"Teruslah mengemudi!" kata Ayah sambil terus melihat ke depan.
Aku tetap mengemudi dng bersusah payah.
Hujan lebat menghalangi pandanganku sampai hanya berjarak beberapa meter saja.
Anginpun mengguncang²kan mobil kecilku.
Aku mulai takut.
Tapi aku tetap mengemudi walaupun sangat perlahan.
Setelah melewati beberapa kilometer ke depan, kurasakan hujan mulai mereda & angin
mulai berkurang. Setelah beberapa killometer lagi, sampailah kami pada daerah yang
kering & kami melihat matahari bersinar muncul dari balik awan.
"Silakan kalau mau berhenti dan keluarlah", kata Ayah tiba².
"Kenapa sekarang?", tanyaku heran.
"Agar engkau bisa melihat dirimu seandainya engkau berhenti di tengah badai".
Aku berhenti & keluar. Kulihat jauh di belakang sana badai masih berlangsung.
Aku membayangkan mereka yg terjebak di sana dan berdoa, smg mereka selamat.
Dan aku mengerti bahwa
jangan pernah berhenti di tengah badai karena akan terjebak dalam ketidakpastian & ketakutan kapan badai akan berakhir serta apa yg akan terjadi selanjutnya.Jika kita sedang menghadapi "badai" kehidupan, teruslah berjalan, jangan berhenti,
Jangan putus asa karena kita akan tenggelam dalam keadaan yang terus kacau, menakutkan
& penuh ketidak-pastian.
Lakukan saja apa yang dapat kita lakukan, & yakinkan diri bahwa BADAI PASTI BERLALU.
Have a positive day! “MIND and BODY are ONE”
Oleh: Mohamad Yunus, CHt, CPHR, MNLP
![Post Icon](http://2.bp.blogspot.com/_sAefHxrmPGg/TWWpxLwU66I/AAAAAAAABi0/JGaAYoQKubg/s000/post_icon.png)
INGAT BEBEK ??
![Post Icon](http://2.bp.blogspot.com/_sAefHxrmPGg/TWWpxLwU66I/AAAAAAAABi0/JGaAYoQKubg/s000/post_icon.png)
Daun Terakhir Yg Tak Pernah Gugur
Di sebuah kawasan di Washington DC tinggallah sekelompok pelukis. Tetapi mayoritas diantara pelukis tersebut miskin. Diantara mereka juga tinggal seorang wanita yang mengidap penyakit kanker paru-paru.
Dokter menganjurkan wanita tersebut menumbuhkan semangat hidup dari dalam dirinya sendiri supaya dapat segera pulih kesehatannya. Tetapi wanita itu tidak mengikuti anjuran dokter. Ia justru terus menerus memikirkan sakit yang ia derita, sehingga selalu merasa letih, lesu, dan sakit. Ia mengatakan akan segera menjemput ajal bila daun-daun di pohon di depan rumahnya semuanya gugur.
Sedangkan salah seorang dari para pelukis miskin tersebut bertekad untuk memberikan hadiah istimewa untuk wanita sakit itu. Di tengah keterbatasan dana pelukis itu tak pernah menyerah mencari ide untuk berkarya. Ia yakin berhasil menemukan ide cemerlang untuk sebuah karya yang luar biasa di sepanjang hidupnya.
Beberapa hari kemudian, wilayah tersebut didera angin sangat kencang. Semua pohon tak ada yang luput dari terjangan angin. Hampir seluruh pohon seketika daunnya berguguran. Kejadian angin kencang beberapa bulan yang lalu ternyata benar-benar menjadi inspirasi bagi pelukis tersebut untuk menciptakan karya paling luar biasa di sepanjang hidupnya.
Diam-diam pelukis itu berusaha melukis fenomena alam itu pada sebuah sisi tembok yang berhadapan dengan salah satu jendela rumah wanita yang sedang sakit itu. Lukisannya benar-benar indah bahkan hampir menyerupai wujud asli sebuah pohon yang semua daunnya berguguran karena sedang didera angin dan hanya menyisakan setangkai daun. Ketika membuka jendela, wanita itu terperanjat dan mengira apa yang terlukis di tembok sama dengan fenomena yang sesungguhnya.
Lukisan tersebut ternyata mampu menggugah kesadaran wanita itu untuk berjuang melawan penyakitnya. Ia begitu bersemangat dan berusaha mencari berbagai bentuk pengobatan agar dapat hidup lebih lama. Lambat laun kondisi kesehatannya membaik, sampai suatu ketika ia dinyatakan sembuh total.
Pesan Moral :
Sembuh dari penyakit kanker atau menciptakan karya spektakuler di tengah kemiskinan sekilas mungkin kita anggap sebagai sesuatu yang mustahil. Tetapi sebuah fenomena alam ‘angin kencang’ telah menjadi inspirasi pelukis miskin itu untuk menciptakan karya lukis spektakuler. Sedangkan hasil lukisan itupun telah menjadi inspirasi bagi wanita yang sakit kanker tersebut untuk berusaha sembuh. Semua itu karena kekuatan pikiran, percaya pada diri mereka dan segala kemampuan yang mereka miliki.
.: www.andrewho-uol.com :.